Jeruk Purut Salah Satu Komoditi Andalan Desa Teluk Empening

  • Mar 05, 2017
  • terlukempening

Pernahkah anda memakan makanan yang mengandung jeruk purut didalamnya seperti rempeyek, tom yum dan sebagainya? Akan terasa kurang apabila masakan tersebut tidak mengunaka daun jeruk purut. Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Daunnya juga sering digunakan sebagai rempah yang berfungsi untuk memberi aroma yang khas pada masakan. Desa Teluk Empening memiliki banyak sumber daya dalam bidang agrobisnis salah satunya yaitu Jeruk Purut. Tidak hanya masakan yang membutuhkan daun ini melainkan kosmetik, aromaterapi, pencuci rambut, obat skait kepala, nyeri lambung bahkan untuk biopeptisida, hal ini dikarenakan daun jeruk purut berpotensi menghasilkan minyak atsiri dan mengandung sabinena dan limonena.

Menanam jeruk purut tidaklah sulit seperti yang dibayangkan. Menurut Suwarto warga desa Teluk Empening yang sudah menanam jeruk purut selama 30an tahun tanaman ini cukup mudah dirawat beliau juga mengatakan bahwa ada perbedaan antara penanaman secara vegetatif dan generatif. Untuk tanaman yang ditanam dengan teknik vegetatif bentuk pohonnya lebih rindang dibanding teknik generatif yang cenderung meninggi keatas. Beliau juga mengatakan walaupun umur tanaman jeruk purut ini sudah 30an tahun apabila tiap kali panen dengan jumlah pohon sekitar 80 akan menghasilkan 150kg daun. Peluang usaha jeruk purut saat ini terbilang sangat menjanjikan prospek yang luar biasa. Permintaan besar dari pabrik-pabrik makanan membutuhkan komoditas ini. Tak hanya itu, pabrik-pabrik besar di bidang kosmetik juga membutuhkan komoditas ini. Dalam pembudidayaan jeruk purut ini, ternyata mudah dan sangat cocok dengan iklim di Indonesia. Desa Teluk Empening sebagai salah satu komoditi Jeruk Purut diharapkan tidak hanya sebagai penghasil melainkan dapat mengolah daun jeruk purut menjadi bahan olahan.

[caption id="attachment_570" align="aligncenter" width="678"]Pohon Jeruk Purut Jeruk Purut Setelah Dipanen[/caption]

Biasanya para petani menggunakan perbanyakan dengan cara vegetatif dan generatif. Cara vegetatif dan generatif ini merupakan cara yang sangat mudah di lakukan oleh semua orang. Jadi bukan petani saja yang dapat melakukan penanaman dengan cara tersebut, orang biasa juga bisa melakukan cara ini. Untuk tanaman jeruk purut, biasanya perbanyakan dengan cara vegetatif ini sama dengan tanaman pada umumnya. Teknik perbanyakan dengan cara ini, hanya menyambungkan tunas pucuk atau pun melakukan penempelan pada mata tunas. Apabila ingin menggunakan cara vegetatif ini, sebaiknya harus menggunakan jenis tanaman jeruk purut yang memiliki batang cukup keras. Jika tidak, maka proses penanaman dengan cara teknik vegetatif ini tidak akan berjalan dengan lancar. Maka dari itu untuk cara ini harus dipersiapkan batang bawah yang benar-benar dalam keadaan kuat.

Cara perbanyakan dengan teknik generatif ini mungkin terbilang tidak terlalu sulit. Karena cara perbanyakan dengan teknik generatif ini hanya dengan menggunakan biji yang terdapat di dalam buah jeruk purut tersebut. Biji yang baik biasanya banyak di dapatkan di dalam buah jeruk purut yang berkualitas baik pula. Biji yang ada di dalam buah jeruk purut tersebut tidak boleh langsung di tanam, harus ada proses sebelum melakukan penanamannya. Biasanya biji jeruk purut yang akan di tanam tersebut harus di keringkan terlebih dahulu, agar lendir yang ada pada biji tersebut dapat hilang. Setelah biji tersebut kering, barulah bisa melakukan penyemaiannya. Untuk melakukan penyemaian ini harus di lakukan pada lahan yang subur. Persemaian ini baru akan menghasilkan bibit yang baik jika biji tersebut telah memasuki usia 4 bulan. Tak hanya teknik penanaman yang cukup mudah dalam perawatannya juga tanaman jeruk purut terbilang cukup mudah. Jenis tanah juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan jeruk purut. Jenis tanah di Desa Teluk Empening merupakan jenis tanah clay dan cocok ditanam tanaman ini dengan catatan penyiraman harus dilakukan secara rutin karena tanah ini tidak menyimpan air.