Hijaukan Desa Teluk Empening Bersama Mahasiswa Teknik UNTAN!

  • Mar 01, 2017
  • terlukempening

Jalan di Desa Teluk Empening tidak memiliki peneduh baik disisi kanan maupun kiri sehingga terik matahari dapat dirasakan oleh pengendara sepeda motor dan pejalan kaki. Tiap hari warga melewati jalan tersebut untuk memuali aktivitas mereka seperti menuju sekolah ataupun ladang dan kebun.

[caption id="attachment_472" align="aligncenter" width="623"]Dok Kegiatan PMKM 2017 Dok Kegiatan PMKM 2017[/caption]

Oleh karena itu untuk meningkatkan kenyamanan desa direncanakanlah kegiatan penghijauan, namun masyarakat Desa Teluk Empening masih bingung tujuan dari kegiatan penghijauan. Kegiatan tersebut masih dipandang sebelah mata, dilihat dari kurangnya keinginan dan kesadaran masyarakat kita Indonesia untuk ikut turun tangan. Bukan tidak sedikit kegiatan penghijauan yang gagal karena hanya berorientasi pada penanaman tanpa memperhatikan keberlanjutannya. Asal sudah tanam selesai cerita. Akan tetapi berbeda halnya dengan penghijauan yang dilaksanakan Mahasiswa Teknik Untan di Teluk Empening sebagai salah satu agenda PMKM Mandiri Teknik Untan 2017. Bukan hanya mahasiswa, masyarakat sekitar sangat antusias untuk ikut melaksanakan penghijauan. Panas terik matahari tak menghalangi semangat masyarakat dan peserta PMKM untuk melanjutkan kegiatan. Ada yang mencangkul, menanam, memancang serta mengikatnya.

[caption id="attachment_473" align="aligncenter" width="571"]Dok Kegiatan PMKM 2017 Dok Kegiatan PMKM 2017[/caption]

Bibit yang disebar sepanjang 7 Kilometer terdiri dari Mahoni, Trembesi, Gaharu dan Sengon dengan total pohon sejumlah 835 buah. Penanaman dilakukan secara bertahap dimulai dari Dusun Kelola Jaya, Dusun Tanjung Harapan, dan yang terakhir di Dusun Sampang. Agar tidak mengikuti paradigma lama yang hanya sekedar menanam, peserta PMKM melakukan perawatan rutin dengan menyiram, menebas rumput/hama pengganggu, dan pemupukan. Penghijauan ini diharapkan dapat menjadi pohon peneduh dan penyerap polusi. Perlu diketahui pohon trembesi berpredikat sebagai pohon penyerap Karbon Dioksida terbanyak. Pohon tersebut dapat menyerap Karbon Dioksida sebanyak 28,4 Ton dalam setahun. Tidak hanya manfaat dari segi lingkungan, akan tetapi segi ekonomi juga, seperti pohon gaharu yang dapat diolah menjadi poduk yaitu aromaterapi, obak, parfum bahkan sabun dan sampo juga dapat dihasilkan dari pohon gaharu ini. Pohon sengon juga memiliki manfaat dari segi ekonomi, yaitu dari pemanfaatan batang pohon untuk dijadikan kayu. Untuk harga sengon pada tahun 2016 ini di bedakan berdasarkan ukuran diameter dan panjang kayu sengon. Untuk diameter 20-60 cm, dengan panjang 100 hingga 200 cm harganya berkisar 800.000-1.000.000. Untuk itu pembelian per pohon lebih murah di bandingkan kita membeli dalam hitungan kubik atau hitungan per log. Untuk harga sengon yang dijual per log mempunyai harga yang berbeda. Jika panjang log sekitar 105-205 cm dengan diameter 25-50 cm ke atas maka harganya 1 juta lebih. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar diluar pohon sengon yang telah ditanam disepanjang poros jalan Desa Teluk Empening hal ini dikarenakan fungsi pohon tersebut yaitu sebagai peneduh apabila pohon tersebut ditebang untuk dijadikan kayu poros jalan tidak akan beda dari sebelumnya. Selain berbagai manfaat dari pohon yang ditanam, lokasi penanaman yang berada di pinggir kali kecil dapat membantu untuk mencegah erosi. Penanaman di lokasi tersebut juga dimaksudkan agar tidak menggangu badan jalan dengan mengingat adanya kemungkinan perluasan jalan dikemudian hari.